Hari yang dinanti

Masih tentang menunggu, tentang menanti.
Penantian yang penuh dengan teka-teki, yang ujungnya masih menjadi misteri.
Berbicara menanti memang tak ada habisnya, ia menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang-orang yang memang senang menanti.
Menjadi pelecut semangat bagi mereka orang-orang yang kuat.
Bahkan menanti menjadi ajang pengharapan, tempat bermimpi bagi mereka yang bertekad.

Tapi penantian itu akan segera terjawab, berbuah maniskah? atau mungkin terasa biasa saja, hari itu akan segera tiba. Hari yang dinanti sudah di depan mata.
Hari yang dinanti akan segera tiba,
Hari yang penuh cinta dan kasih sayang dari sang Maha Cinta
Pagi yang penuh dengan keakraban, malam yang penuh dengan kesyahduan.
Hari itu, semua orang menanti senja, berharap panggilan Allah segera terdengar, berharap perjuangan hari itu segera terbayar.

Hari itu akan segera tiba,
Hari dimana dilipatgandakan setiap kebaikan yang kau lakukan
Hari yang bahkan memejamkan mata saja menjadi sebuah ibadah istimewa
Iya, hari yang dinanti itu akan segera tiba, dialah Ramadhan.
Saat pagi menyapa sampai senja tiba, tak ada keluh apalagi kesal walau seharian tak bisa menikmati jamuan makan
Sahur Allah berkahkan, tak sahur pun Allah kuatkan dan berbuka Allah cukupkan.

Tapi benarkah hari itu kau nantikan? Benar-benar kau tunggu?
Seperti seorang laki-laki yang menanti gadis pujannya? atau seperti gadis yang menantikan laki-laki impiannya? Atau mungkin seperti seorang ibu yang menunggu kelahiran buah hatinya?
Samakah? Seperti itukah kau menanti Ramadhan?

Iya, Ramadhan sudah di depan mata, dalam hitungan hari kau akan bertemu dengannya, itupun jika Allah sampaikan padanya. Berharaplah, semoga Allah masih beri kesempatan. Berbahagialah, sebagaimana kau bahagia saat bertemu orang-orang yang kau cinta. Berbahagialah, sebagaimana Allah begitu bahagia menyambut hamba-hambaNya yang menghamba.

Sungguh hari yang istimewa, saat Allah latih kita lewat puasa. Saat syaitan dibelenggu, apakah nafsu masih menggebu? Allah kenalkan kesejatian diri pada hari itu. Saat harus bangun pada malam yang biasanya mata masih terpejam, Allah kenalkan arti ketegaran dan keikhlasan. Saat jamuan makan yang biasanya kita santap harus kita simpan, Allah ajarkan kesabaran dan ketaatan.

Berbahagialah, bagaimana Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya. Saat tumpukan dosa semakin menggunung, nafsu semakin membuncah sedang untuk beramal saja masih berpayah-payah, Allah sediakan ampunan dan hidayahNya. Berdoalah, tak ada doa yang tak diabulkan oleh Allah pada hari itu. Berdoalah bagi siapa yang berharap jodoh, yang menanti rezeki, menjemput kebahagiaan hidup atau doa ampunan agar dosa Allah hapuskan.

Berdoalah semoga Ramadhan ini menjadi penggugah semangat dalam taat, penambah daya dalam beribadah. Charger hati yang sudah lemah, ruh yang sudah lama tak tersentuh, jiwa yang sudah lama terabaikan. Berdoalah, semoga ini bukan Ramdhan terakhir.

Selamat menikmati jamuan Allah

Selamat menikmati hari yang dinanti,

Iya, Ramadhan


0 komentar