SORE YANG SENDU. Sore itu kulihat langit terasa berbeda, matahari yang biasanya masih menampakkan diri sepertinya enggan untuk muncul sebentar saja memberikan cahayanya pada bumi. Matahari berganti menjadi awan yang mulai kelabu meski tak disertai rintikan hujan yang syahdu. “Apakah ini pertanda akan ada sesuatu ? Ah mungkin ini hanya perasaanku saja.”Aku bergumam sembari merapikan mainan yang berantakan”.
“Mi, sini sebentar!” Terdengar suara suamiku memanggil di
ruang tamu.
“Iya Bi kenapa?” Aku segera menghampirinya.
“Mi, barusan Abi buka rekening ternyata gaji bulan ini ada potongan
Mi.” Ujar suami dengan wajah muram.
“Oh iya Bi? Kenapa katanya ada potongan?”
“Abi belum tau Mi, belum ada penjelasan dari atasan.”
“Hmm.. iya Bi engga apa-apa semoga cukup ya untuk memenuhi
kebutuhan kita.” Aku berusaha menenangkan suami dan diriku sendiri.
“Iya mi aamiin.”
Semesta seolah mengerti, langit sore yang tak secerah biasanya
selaras dengan kondisi hati kami yang sedang sendu karena mendengar kabar yang
tak kami rindu.
***
Aku tau dan mengerti bahwa saat ini kita tak
hanya sedang dihadapkan pada virus corona yang mengancam jiwa tapi juga pada
kondisi ekonomi yang mengguncang hati. Jika dipikir lagi aku harus bersyukur
karena masih diberikan rezeki, suamiku masih bisa bekerja dalam kondisi seperti
ini walaupun pendapatan tak seperti biasanya. Diluar sana banyak para pejuang
nafkah yang mau tak mau harus menerima kenyataan bahwa dia terpakasa dirumahkan
karena perusahaan yang tak mampu membayar gaji karyawan. Banyak juga yang harus
gigit jari dikala dia berusaha mengais rezeki lewat berjualan di emperan atau
pertokoan kini terpaksa pulang tanpa uang dalam genggaman. Ah tak bersyukur rasanya
jika aku mengeluh hanya karena gaji suamiku yang tak utuh. Sebagai manager
keuangan keluarga kini aku harus memutar otak, mengatur kebutuhan agar tetap
terpenuhi meski pemasukan tak utuh lagi. Hmm begini toh rasanya menjadi manager
keuangan meski ruang lingkupnya bukan perusahaan tapi hanya manager rumahan,
sama-sama harus pintar ya ternyata?
***
SUATU HARI. “Bi laptop ngga dipakai kan? Umi pinjem ya?” Saatnya menyalurkan hobi mumpung si kecil tertidur pulas sedari tadi. “Iya Mi pakai saja.” Ujar suami sembari asik memainkan gadget di tangannya, terlihat serius sekali. Jadi, selain sebagai manajer keuangan keluarga aku juga mempunyai hobi memainkan jari-jemari di depan laptop, menulis apapun yang ingin kutulis termsuk menulis diblog yang sudah jarang disambangi. Nah saat itu aku mencari informasi terkait lomba blog yang sekiranya bisa aku ikuti untuk mengasah kemampuan dan menyalurkan hobi. Aku pun tertarik pada sebuah lomba blog dimana tema yang diangkat adalah tentang penggunaan internet dimasa pandemi. Benarkah bisa menghasilkan pundi-pundi rezeki?
INTERNET dan WARGA +62.Menurut kabar yang beredar, katanya penggunaan internet selama pandemi meningkat tajam. Benarkah atau hanya sekedar kabar burung? Langsung saja aku mencari informasi dari sebuah website terpercaya yang membahas tentang teknologi. Sebuah data menarik aku temukan terkait penggunaan internet di Indonesia, data yang cukup mencengangkan. Menurut data dari We Are Social bahwa pengguna internet di Indonesia tahun 2020 sebanyak 175,4 juta jiwa, jika dipersentasekan mencapai 64% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa. Wow ternyata warga +62 sudah banyak yang melek teknologi terutama internet.
Tapi sebenarnya, jika dilihat dari kondisi saat ini, hal yang wajar saat penggunaan internet meningkat tajam karena sejak Indonesia dinyatakan darurat corona semua aktivitas yang tadinya offline kini beralih menajdi online. Pembelajaran online, rapat dan seminar online, bahkan konser secara online. Kebijakan social distancing yang diberlakukan pemerintah membuat warga +62 lebih memilih untuk tinggal di rumah berselancar dengan gadgetnya untuk sekedar chat bersama kawan atau mencari hiburan. Ini lebih baik daripada berkumpul dan berkerumun dengan warga sekitar yang rentan sekali pastinya apalagi sambil rumpi-rumpi manja, coronanya sih aman tapi ghibahnya itu yang membuat tak nyaman. Jangan ya warga +62! Hehe
Oh iya, karena aktivitas baru itu, diperoleh
data bahwa rata-rata warga +62 menggunakan internet selama 7 jam 59 menit
perharinya. Lama juga ya? Nah kamu selama itu pula kah atau malah lebih lama?
“Ya Allah Bi dikira Umi artis kali, netizen
siapa paling juga teman-teman dekat saja ngga mungkin ada yang julid Bi tenang
hahaha.” Tak kuat menahan tawa mendengar perkataan suami tercinta.
By the way bicara soal netizen ini nih memang sudah tidak asing lagi ditelinga kita apalagi bagi para public figure yang setiap ucapan dan gerak-geriknya jadi sorotan mata. Kehadiran netizen ini erat sekali kaitannya dengan media social, mengapa? Karena kita sering menemukan netizen dengan julukan “netizen maha benar” itu ya di media sosial seperti Facebook. Twitter, Instagram, Youtube dll. Data terbaru dari We Are Social tentang warga +62 yang menggunakan media sosial ternyata diluar dugaan. Youtube menjadi urutan pertama media sosial yang paling sering dikunjungi oleh para netizen dengan persentase 88% pengguna dari total populasi penduduk. Disusul Whatsapp dengan jumlah 84%, Facebook 82% dan Instagram 79%. Bayangkan lebih dari 80% warga +62 menggunakan media sosial ini bukan yang kecil loh maka tak heran jika dimana-mana ada saja netizen. Tidak apa- apa sebenarnya asal netizen yang ‘nongkrongin’ media sosial kita ngga julid dan maha benar, ckckc setuju?
***
“Mi lagi cari apa sih?.”
“Ini Bi Umi lagi cari data tentang penggunaa
internetdi Indonesia.”
“Ohh, terus apa yang Umi dapat?”
“Yaa datanya lah Bi.” Dengan santai aku
menjawab.
“Bukan Mi maksudnya informasi apa yang Umi
dapat, terus apa ada hubungannya dengan menambah penghasilan?.”
“Oh, iya Bi jadi ternyata pengguna internet
di tahun 2020 itu mencapai 64% dari total penduduk Indonesia, banyak ya Bi? Hubungan
dengan penghasilan jelas ada Bi karena banyaknya pengguna internet. ini menjadi
peluang untuk bisa menghasilkan uang melalui internet, jadi youtuber misalnya.
Sekarang banyak kan Bi youtuber-youtuber baru di youtube?.”
“Iya sih banyak, Umi mau jadi youtuber
juga?.” Hahaha… Tanya suami sembari tertawa
“Yaa kenapa engga? Siapa tau bisa seperti
Atta.” Mendengus kesal.
Yups! Benar! Dibalik virus corona yang mengancam sebenarnya ada peluang besar yang bisa kita manfaatkan tapi bukan mengambil kesempatan dalam kesempitan ya! Nah pengguna internet yang begitu banyak itu sebenarnya karena fungsi internet tidak hanya menyajikan informasi, sebagai alat komunikasi ataupun sebagai hiburan saja tapi ada keuntungan lain yang bisa didapat dari penggunaan internet yaitu mendapatkan uang. Kamu mau tidak mendapatkan uang dari internet? Kalua aku sih yess! Tapi bagaimana caranya? Nah berdasarkan informasi yang aku dapat dan berdasarkan pengalaman orang-orang sekitar, aku akan mencoba memberikan tips untuk bisa berpenghasilan melalui internet ternyata semua bisa berawal dari hobi kita sendiri. Hobi? Hobi apa sajakah yang mampu memberikan pendapatan melalui internet? Dibaca dan dicatat ya! Siapa tau ini hobimu juga!
***
KAMU
SUKA MENGABADIKAN MOMENMU? Mengabadikan momen adalah hal
yang menyenangkan sebagai kenangan di masa depan bahkan menjadi kekuatan saat
kita dalam kesulitan. Mempunyai hobi mengabadikan momen bukanlah hal yang tabu
apalagi ditengah teknologi yang semakin maju. Kamu tau mengabadikan momen bisa
berbuah pendapatan? Youtube menjadi salah satu media sosial yang paling banyak
diminati warga +62, tak hanya sebagai hiburan tapi sebagai media memperoleh
penghasilan. Saking terkenalnya youtube di berbagai kalangan kini banyak
anak-anak yang cita-citanya bukan lagi sebagi dokter tapi justru sebagai
youtuber. Nah kan? Kamu bisa menjadikan hobi mengabadikan momenmu sebagai
konten menarik di youtube, jika banyak yang suka lumayan kan? Apalagi bisa
mendapatkan penghasilan. Ternyata Atta Halilintar pun bisa meraih kesuksesan
sebagai youtuber itu berawal dari hobinya membuat video, mengabadikan setiap momen
dalam hidupnya.
Tak hanya video ya mengabadikan momen juga
bisa melalui foto, jika kamu mempunyai hobi memoto atau difoto jangan
disepelekan siapa tau jadi pundi-pundi keuangan, iya kan?Lihat bagaimana para
selebgram banjir endorsement di Instagram, banyak dari mereka mengawali
peruntungannya itu dari hobi memotret dan dipotret loh. Ternyata mengabadikan
momen bisa jadi bukan hanya sekedar hobi tapi menjadi jalan terbukanya pintu
rezeki. Satu hal saja, asal ada kemauan dan tekad yang kuat untuk memulainya. Tuh
kan? Tertarik? Yuk cek sekarang juga hobi kamu mengabadikan momen juga kah?
KAMU
SUKA MEREKAM JEJAK? Pagi itu angin berhembus begitu
lembut selembut roti yang kusantap bersama teh hangat di samping laptopku. Kunikmati
pagi itu dengan penuh suka cita, rasa optimis berharap hari-hari berlangsung
manis. Merekam jejak dalam tulisan adalah hal yang mengesankan, ia akan menjadi
saksi perjalanan dan menjadi kenangan. Menulis menjadi salah satu hobi yang
banyak digandrungi, selain karena wujud ekspresi diri menulis juga mampu
menghasilkan pundi-pundi rupiah yang kita nanti. Tak percaya? Lihat para
penulis ternama seperti Asma Nadia, Andrea Hirata, Habiburrahman dll. Mereka
tak hanya menghasilkan karya tapi juga mampu menghasilkan rupiah demi rupiah setiap harinya.
“Mi, umi kan suka nulis juga?”
“Iya, kenapa?”
“Kemarin umi bilang katanya ingin bantu
keuangan keluarga kan? Kenapa umi engga coba seriusin jadi blogger?”. Tanya
suami sembari pergi tanpa menunggu jawaban terlebih dahulu.
Deg. Aku terperangah mendengar ucapan suami
saat sedang asik mengetikkan jari-jemari. Iya juga ya kenapa engga terpikir? Ah
aku ini memang begitu, lupa dengan hobiku sendiri. Padahal diluar sana banyak
yang sukses menjadi blogger dan berpenghasilan melalui itu. “Okay kesempatan ini tak boleh aku lewatkan!” Aku berbicara pada diriku sendiri. Materi
memang bukan tujuan satu-satunya, tapi materi menjadi penyemangat agar terus
berkarya menggoreskan tinta, memberi manfaat pada sesama.
KAMU
SUKA BELANJA? Saat sedang browsing mencari
informasi terkait internet, aku menemukan sebuah data tentang konsumen digital
yang mengalami peningkatan. Di Indonesia sendiri jumlah konsumen digital
diperkirakan mencapai 310 juta orang, angkanya diprediksikan meningkat menjadi
340 juta orang pada tahun 2025. Angka tersebut meningkat dibandingkan 2019 yang
sebesar 280 juta orang. Jumlah ini berhubungan dengan pandemi covid-19 yang
mewabah sehingga masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhan sehari-harinya
dengan membeli secara online karena menghindari kerumunan dan berusaha menghindari penularan virus covid-19. Wow
ini peluang bagi kita!
Nah apa hubungannya ya suka belanja sama
menghasilkan uang? Bukankah belanja itu malah mengeluarkan uang? Eitss jangan
salah sebenarnya inspirasi itu bisa muncul dari kebiasaan dan hobi, termasuk
hobi belanja. Tak sedikit orang yang menjadi entrepreneur itu berawal dari
hobinya belanja, semakin sering belanja maka semakin banyak ide-ide kreatif
bermunculan. Ini menjadi satu peluang besar, apalagi melihat data yang ada
bahwa orang kini lebih banyak memilih belanja online daripada lansung datang ke toko. Kini
banyak sekali media yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk yang akan
kita jual. Mulai dari website, marketplace hingga media sosial yang kita
miliki, kita pasti sudah merasakan sendiri bagaimana belanja online melalui
media-media itu? Nah coba deh mulai sekarang kita tidak hanya sebagai pembeli saja
tapi justru sebagai penjual juga yang mampu mendatangkan pembeli. Ini lebih mengasyikan pasti! Hihi
Peluang berjualan online pun
terbuka lebar bagi para warga +62 yang mulai merasakan dampak corona, apakah
karena PHK atau berjualan offline yang tak kunjung ada pembelinya. Bisa
dicoba ya!
***
HILAL MULAI TERLIHAT. Malam yang gelap selaras dengan pikiranku yang sedang penat, pandemi yang tak kunjung berakhir membuat hati semakin khawatir akan masa depan yang tak hanya tentang kesehatan tapi juga tentang perekonomian.
“Mi, gimana udah dapat ide?”
Suamiku membuka pembicaraan malam itu.
“Insya Allah udah Bi, hmm Umi
mau coba jualan online Bi jualan makanan”.
“Umi yakin?”
“Insya Allah Bi, doain yaa”.
Iya, setelah melewati
pemikiran panjang rasanya menjadi youtuber bukanlah pilihan apalagi jadi
selebgram dengan wajah pas-pasan. Merekam jejak melalui tulisan pun masih
setengah hati apalagi jika sambil mendapingi sang buah hati ah rasanya tak
mudah jika harus berbagi fokus. Hmm banyak alasan ya? hehe
Dengan penuh tekad akhirnya
aku memutuskan untuk mencoba peruntungan melalui berjualan makanan sebagai
usaha menambah pundi keuangan keluarga. Bismillah aku pun memulai usahanya,
menawarkan pada sanak saudara, tetangga, teman tapi ternyata memang tak semudah
dibayangkan. Mencari pembeli seperti mencari jarum ditumpukan jerami sulit
sekali, masya Allah salut pada mereka yang tak pernah henti mencari nafkah
melalui bisnis ini. Namun aku tak menyerah mencoba lagi dan lagi menawarkan di
media sosial yang aku miliki hingga membuat akun di marketplace ternama di
negeri ini.
Tepat minggu ketiga ada yang tertarik dengan jualanku, fix pecah telur! Ah bahagia sekali rasanya walaupun baru satu pembeli. Masya Allah sekali bahkan setelah itu dia pesan untuk dijual lagi, bahagia tak terkira. Seperti halnya hilal yang mulai terlihat peluang itu mulai terbuka, aku tak henti menawarkan di media sosial yang aku punya dan alhamdulillah 3 bulan berjalan, hasil mulai terlihat. Alhamdullillah, lumayan bisa untuk beli diapers sang buah hati ataupun make up agar cantik di depan suami hihi. Kali ini aku merasakan sendiri bagaimana internet membantuku mendapatkan penghasilan, ternyata benar bahwa internet tak hanya sebagai hiburan tapi juga jalan untuk memperoleh pendapatan.
***
Tiga bulan bukanlah waktu
yang sebentar tapi bukan pula waktu yang lama bagiku merintis usaha apalagi aku
sebagai pemula, naik turunnya penjualan terkadang mambuat hati gusar tak karuan
padahal itu hal biasa dalam usaha.
“Bi, gimana ya caranya biar
usaha makanan kita ini terus berlanjut ada kemajuan?”
“Sabar Mi, namanya juga usaha
ada naik turun. Umi udah coba promosi dimana aja?”
“Di media sosial, buat
marketplace juga, bahkan nawarin langsung juga ke tetangga”.
“Nah kan sekarang lagi
pandemi nih Mi, gencarinnya online Mi kan kata Umi juga konsumen digital
meningkat. Hmm coba buat website aja Mi?”
“Website? Hmm boleh juga tuh
Bi, oh iya Umi baru inget lomba blog yang Umi ikutin seinget Umi itu penyedia
jasa gitu Bi termasuk tentang website gitu. Umi cari tau dulu ya Bi!”
YUK CARI TAU! Nah jadi penyelenggara kompetisi blog yang aku ikuti itu
namanya Exabytes, perusahaan apa ini ya? Ternyata Exabytes adalah penyedia
layanan cloud terkemuka di Asia Tenggara, perusahaan ini didirikan berdasarkan
prinsip membantu UMKM dan menumbuhkan bisnis online. Waw cocok nih! Yess ini
cocok buatku yang sedang merintis usaha. Tapi sebentar, kan penyedia jasa seperti
ini banyak ya nah aku harus mencari tahu kenapa aku harus memilih Exabytes
untuk membantu usahaku.
WHY? Setelah aku membaca dan mencari tau, ada beberapa alasan kenapa aku harus pilih Exabytes. Apakah itu?
Nah alasan-alasan tersebut
bisa menjadi pertimbangan buat kamu yang sedang mencari penyedia jasa cloud juga,
siapa tau berjodoh iya kan? harganya bagaimana
Sebentar berdasarkan informasi yang aku dapat ternyata Exabytes adalah penyedia jasa layanan Hosting Terbaik di Indonesia lho! Aiih semakin percaya aku sama Exabytes! Tak hanya itu kamu juga bisa dapat penghasilan melalui Exabytes, karena Exabytes mempunyai program afliasi terbaik dong! Keren kan?
Kalau kamu tau lebih lanjut tentang Exabytes beserta produknya langsung saja kunjungi websitenya oke!
***
“Bi, bener nih Umi oleh pake
jasa Exabytes buat bikin website toko online?”
“Iya, kenapa engga Mi? Boleh
kok”. Jawab suami.
“Alhamdulillah, terima kasih
ya Bi!”
Alhamdulillah jalan lain
mulai terbuka semoga ini bisa menjadi awal yang baik dalam merintis usaha
terutama melalui internet, apalagi ditengah pandemi saat ini. Aku harus
semangat agar aku bisa membantu keuangan keluargaku. Bismillah...
Jadi kini kita semua sudah
tau dan aku membuktikannya sendiri bahwa internet tidak hanya sebagai media
komunikasi, informasi ataupun hiburan saja tapi bisa menjadi jalan mengalirnya
pundi-pundi keuangan, yukk pandai memanfaatkan internet!
Infografis : Desri Mulyati
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2020/
0 komentar