https://halofudi.com |
Berawal dari Perut
Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa cinta berawal dari perut naik ke hati. Nah, bukannya cinta itu berawal dari mata turun ke hati ya? Ini maksudnya bagaimana? Maksudnya adalah ketika seseorang dihidangkan makanan yang dipadu dengan "bumbu" kasih sayang, maka akan muncul rasa cinta usai menyantap nikmatnya makanan tersebut. Bagi seorang istri, masakan yang mampu memanjakan lidah suami akan berhasil memikat kasih sayangnya sehingga suami semakin betah di rumah dan cintanya semakin bertambah. Tapi betulkah begitu?
Saya mencoba menanyakan hal ini kepada suami dan ternyata suami mengiyakan pepatah tersebut, bahwa salah satu hal yang paling menyenangkan bagi seorang suami adalah ketika lidah dan perutnya mampu dimanjakan dengan masakan yang lezat yang dihidangkan istrinya di rumah. Masakan yang enak mampu menjadi salah satu perekat cinta seorang suami kepada istrinya, hmmm... cukup berat juga ya jadi seorang istri? itu artinya saya harus pandai memasak seperti para chef yang ada dalam kompetisi memasak itu mungkin ya.
Terkesan menjadi sebuah beban sendiri bagi seorang istri walaupun sebenarnya bukanlah sebuah beban justru bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tak hanya menyenangkan saja bahkan bisa menjadi sebuah ladang pahala, setiap gerak tangan dalam meracik bumbu dan menyiapkan bahan katanya itu adalah pahala masya Allah ya luar biasa. Ya, dengan catatan aktivitas memasak dan menyiapkan hidangan itu kita niatkan untuk menyenangkan hati suami bukan karena paksaan apalagi karena sebuah beban. Kekuatan cinta pada pasangan akan menjadi sebuah energi bagi seorang istri untuk bisa menyiapkan hidangan yang menyenangkan juga mengenyangkan lidah dan perut suami.
3 tahun usia pernikahan membuat saya terus belajar bagaimana caranya agar suami semakin betah di rumah salah satunya dengan menghidangkan makanan kesukaan. Meski tak sepandai chef ternama diluar sana setidaknya saya telah berusaha agar suami suka dengan masakan yang tersedia. Berbicara makanan, tentu sebagai seorang istri kita tak bisa sembarangan menghidangkan makanan untuk keluarga kita. Sehat dan bergizi adalah makanan yang semestinya dikonsumsi oleh setiap orang meski nyatanya tak semua bisa merasakan. Namun kita tetap perlu mengusahakan agar tubuh kita tetap sehat dengan asupan makanan yang sehat, bergizi dan penuh nutrisi.
Isi Piringku
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah memberikan informasi terkait makanan apa saja yang harus dikonsumsi. Melalui sebuah poster dengan konsep "Isi Piringku" Kemenkes memberikan informasi sekaligus mengajak masyarakat untuk memperhatikan isi piringnya yang harus diisi degan makanan sehat dan bergizi. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, isi piring betul-betul perlu diperhatikan agar kesehatan kita tetap terjaga.
Sumber : http://www.p2ptm.kemkes.go.id |
Dalam poster "Isi Piringku" yang dibuat Kemenkes itu kita bisa melihat isi piring yang seharusnya ada dalam setiap waktu makan kita sehari-hari. Isi piring itu adalah :
Makanan pokok adalah makanan pertama yang harus ada dalam isi piring kita, untuk jenisnya sendiri bermacam-macam disesuaikan dengan keadaan tempat dan budaya serta kearifan lokal setiap daerah. Beras, jagung, singkong, ubi, sagu adalah beberapa jenis makanan pokok yang bisa menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Makanan pokok bisa dikonsumsi sebanyak 1/3 dari 1/2 isi piring kita.
Lauk pauk ini terdiri dari protein hewani dan nabati. Protein hewani berupa daging (sapi, kambing, dll), unggas (ayam, bebek, dll), ikan (tawar dan laut). Protein hewani ini mengandung asam amino yang lengkap dan mudah diserap tubuh namun harganya relatif mahal serta memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Sedangkan protein nabati berupa tempe, tahu, kacang-kacangan mengandung lemak tak jenuh yang lebih tinggi dan harganya lebih murah. Namun, proses pembuatan lauk pauk dari protein nabati ini terkadang kurang memperhatikan kehigienisan bahkan ada yang menggunakan zat kimia yang tidak dianjurkan. Konsumsi makanan pokok ini dianjurkan sebanyak 1/3 dari 1/2 isi piring kita.
Sayuran
Jika makanan pokok dan lauk pauk sudah ada maka kurang lengkap rasanya tanpa ada sayuran di dalamnya, sayuran merupakan komponen penting karena sayuran sebagai sumber mineral dan vitamin yang bisa berfungsi sebagai anti oksidan. Buncis, wortel, kangkung, selada, bayam adalah beberapa contoh sayuran yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari apakah itu langsung dikonsumsi (mentah), dikukus, direbus ataupun ditumis. Sayuran bisa dikonsumsi sebanyak 2/3 dari 1/2 isi piring kita.
Buah-buahan
Buah-buahan ini meruapkan sumber vitamin, mineral dan serat pangan yang juga berperan sebagai anti oksidan. Buah-buahan merupakan salah satu kebutuhan untuk hidup sehat, tak hanya itu bahkan bisa mencegah dari beberapa penyakit salah satunya adalah kanker. Kandungan anti oksidan yang tinggi sangat penting bagi tubuh salah satunya untuk menguatkan daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang virus atau bakteri, buah-buahan ini dikonsmsi sebanyak 1/3 dari 1/2 isi piring kita.
Selain isi piring yang lengkap, minum air 8 gelas sehari, beraktivitas 30 menit per hari adalah salah satu cara lain yang perlu dilakukan agar tubuh tetap sehat. Jadi selain makanan, dua hal ini tak kaLah penting dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh kita. Terakhir adalah mencuci tangan sebelum atau sesudah makan dan beraktivitas, mencuci tangan ini sangat dianjurkan apalagi sejak pandemi Covid-19 mulai mewabah. Himbauan 3M ( Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Memakai Masker) menjadi himbauan yang terus digembar-gemborkan demi mencegah diri dari wabah Covid-19 dan semoga kebiasaan ini akan tetap berlanjut meski nanti pandemi sudah pergi.
The Problem Is Budget
Setiap orang tentu ingin melengkapi isi piringnya setiap hari dengan menu lengkap seperti anjuran dari Kementrian Kesehatan namun sayangnya tidak semua orang bisa menikmati hidangan selengkap itu. Mengapa? Salah satu kendalanya adalah budget, ya setiap orang mendapatkan gaji yang berbeda, memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda sehingga isi piringnya pun akan berbeda. Saya sebagai ibu rumah tangga yang nyambi dengan jualan online dan ikut lomba-lomba blog seperti ini turut merasakan, ditambah suami yang bekerja sebagai guru honorer di sebuah sekolah swasta dimana gajinya mungkin tak sebesar karyawan di perusahaan, atau gaji pengusaha dan profesi lainnya. Tapi mesi begitu harus tetap bersyukur karena ternyata diluar sana masih banyak yang gajinya jauh dibawah suami saya bahkan untuk makan saja mereka susah. Persoalan makanan menajdi satu hal penting yang terus diupayakan apalagi ini menyangkut tentang kesehatan, sebagai bendahara rumah tangga yang mengatur keuangan keluarga saya terus mengupayakan agar isi piring bisa lengkap meski tak setiap saat.
Salah satu komponen yang perlu ada dalam isi piring kita adalah lauk pauk yang berupa protein hewani, protein hewani ini memiliki kandungan yang sangat baik namun sayang harganya relatif mahal. Bagi seseorang yang memiliki gaji yang yang tak seberapa sedangkan kebutuhan yang lain harus tetap terpenuhi maka ini tentu menjadi pertimbangan. Satu sisi ingin menghidangkan makanan enak, sehat, bergizi tapi satu sisi budgetnya tak mencukupi apalagi harus setiap hari.
Tak hanya persoalan budget, menyiapkan menu selengkap itu tentu butuh waktu yang tak sedikit apalagi harus berbeda setiap kali makan dan setiap hari. Terbayang ya berapa lama waktu yang diperlukan untuk itu? Apalagi saya yang masih mempunyai seorang balita yang terkadang masak sambil gendongan, sambil menyusui pula dan drama-drama lainnya yang sering ada dikala menyiapkan hidangan. Jadi bagaimana apakah menu anjuran Kementerian Kesehatan nya salah begitu? BUKAN! Bukan menunya yang salah, anjuran Kemenkes adalah anjuran yang sudah sesuai dengan kesehatan dan tetap harus diupayakan tapi mungkin kita bisa menyesuaikan dengan budget dan kondisi yang ada.
Pandemi Covid-19 sudah berjalan hampir 1 tahun namun hingga kini belum ada tanda-tanda virus ini akan pergi, bahkan setiap hari ada saja masyarakat yang terpapar bahkan meninggal. Sedikit banyaknya virus ini telah memberikan dampak bagi tatanan kehidupan kita. Kehidupan ekonomi mungkin sektor yang paling terasa, tak sedikit para karyawan yang kontraknya tak diperpanjang, banyak juga pengusaha yang merasakan kerugian namun salut banyak pula masyarakat Indonesia yang survive mencoba peruntungan dengan membuka usaha di berbagai bidang terutama usaha secara online. Mengapa online? Karena sejak pandemi Covid-19 mulai diberlakukan aturan menjaga jarak, tidak berkerumun hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal ini membuat suatu kebiasaan baru di masyarakat yaitu berbelanja secara online, mulai dari belanja pakaian, kebutuhan sekolah, kebutuhan kantor hingga makanan.
Nah karena yang sedang kita bicarakan adalah makanan, yuk kita kenalan dengan salah satu situs yang menjual makanan siap masak!
Halofudi?
Pernah dengar Halofudi atau sudah berlangganan dengannya? Jujur kalau saya baru mengenal Halofudi saat ada informasi lomba blog dari Halofudi. Karena saya penasaran akhirnya saya searching dan mencari tahu tentang Halofudi. Setelah mencari tahu saya pun mendapatkan informasi tentang Halofudi. Jadi, lahirnya Halofudi berawal dari dampak pandemi yang menimbulkan sebuah kebiasaan baru di masyarakat yaitu berbelanja online. Hal ini dikarenakan pemerintah selalu menghimbau untuk tidak berkerumun apalagi tanpa mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan kita semua tahu bahwa makan adalah kebutuhan yang sangat penting, nah untuk dapat menyantap sebuah makanan tentu ada proses yang harus dilakukan yaitu memasak bahan makanan dan ini tidak membutuhkan waktu yang sedikit. Bagi saya yang punya anak balita aktivitas memasak ini cukup memakan waktu, maka Halofudi hadir memberikan solusi.
Konsep Meal Preparation yang diusung oleh Halofudi cukup menarik perhatian ibu-ibu termasuk saya yang ingin makan enak, sehat tapi tak memakan waktu banyak. Bahan-bahannya sudah disiapkan, bumbunya juga sudah lengkap ibu-ibu tinggal masak di rumah dengan waktu yang sangat singkat bahkan bisa kurang dari 12 menit. Tak menarik bagaimana konsep Halofudi ini? Salut!
How to Order?
Jika sudah tertarik dengan konsep yang ditawarkan oleh Halofudi pasti penasaran bagaimana cara pemesanannya? Caranya :
- Masuk ke laman pencarian lalu ketik https://halofudi.com/
- Register akun, isi sesuai kolom apa saja yang harus diisi
- Pilih menu apa saja yang ada di website sesuai selera
- Setelah yakin masukkan ke keranjang belanja disana akan tertera detail makanan yang dipilih
- Lalu checkout untuk mengetahui total pembayaran (Jangan lupa isi alamat pengiriman)
- Klik Bayar Sekarang, lalu pilih metode pembayarannya
- Tunggu hingga makanan sampai di rumah
0 komentar