Bunda, Mama, Umi pernahkah mendengar di luar sana ada ibu yang berlaku kasar pada anaknya? Mungkin membentak, bahkan memukul hingga menganiaya anaknya? Kita yang mendengar berita itu mungkin segera mengutuk apa yang dilakukan ibunya.
"Ko tega sih"
"Engga sayang apa sama anaknya?"
Dan komentar-komentar lain yang terkesan menyudutkan sang Ibu, tanpa dicari tau telebih dahulu penyebab perbuatannya itu.
Kini saya merasakan sendiri bahwa menjadi seorang Ibu banyak diuji, diuji kesabarannya, diuji ketulusannya, diuji kesyukurannya, diuji fisik dan mentalnya. Tak mudah menjalani peran sebagai seorang Ibu, sungguh tak mudah. Segudang pekerjaan rumah tangga mulai dari mengurus suami, mengurus rumah, mengurus anak bahkan mungkin ada yang sembari mengurus orang tua atau mertuanya pun ada yang sembari bekerja juga. Tentu ini bukan pekerjaan yang bisa dipandang sebelah mata. Lelah, capek tak hanya secara fisik tapi juga mental bisa menjadi salah satu pemicu seorang Ibu marah padak anaknya. Lelah, adalah salah satu celah mudahnya setan masuk dan menggoda hati wanita terutama seorang Ibu.
Saat seorang Ibu merasa lelahnya tak kunjung usai, lelahnya yang betubi-tubi maka setan dengan mudahnya masuk dan mengambil rasa syukur dihatinya.
Saat rasa syukurnya telah diambil maka dibuatnya ia tak percaya diri dan tak berharga lagi. Pandangan matanya disibukkan dengan kebahagiaan orang lain sedang ia lupa kebahagiaan dirinya sendiri.
Hatinya dibuat gaduh hingga ia merasa banyak masalah yang muncul disebabkan anak dan suaminya, maka diambilah rasa sabarnya.
Lisannya digoda hingga ia berkata kasar pada anak-anak dan suaminya, tak ada lagi aura cinta dalam dirinya, yang ada hanya kemarahan yang bertambah-tambah.
Lelah yang tak kunjung usai adalah celah masuknya setan, ia menggoda hati wanita lalu mengambil rasa syukur, sabar hingga rasa bahagianya.
Benar bahwa lelah adalah salah satu celah yang paling mudah untuk setan menggoda hati wanita (Ibu). Saya merasakannya sendiri bagaimana rasa lelah seringkali menyulut emosi, lalu siapa yang dapat imbas dari emosi yang tak terkendali? Anak. Ya, anak seringkali jadi pelampiasan padahal bukan salah mereka juga. Anak yang rewel, nangis, susah diatur seringkali menyulut emosi seorang Ibu belum lagi lelahnya mengurus rumah dari pagi hingga pagi lagi, waktu tidur yang tak teratur semakin menambah rasa lelah.
Bunda, Ibu, Umi, Mama, pernah terpikir bahwa anak rewel sulit diatur bisa jadi sebenarnya itu adalah buah dari dosa-dosa kita selama ini? Bukan karena sifat dan karakter anak-anak kita karena fitrahnya mereka adalah anak-anak yang baik, yakin. Mungkin juga karena kita jarang mendoakan mereka. Sedangkan bukankah orang tua adalah contoh terbaik untuk anak? Ya, seharusnya mampu memberikan teladan bagi mereka karena apa yang kita ucapkan, lakukan, akan dicontoh oleh mereka entah sekarang atau nanti.
Saya selalu bilang sama Al,
Al jangan nangis, jangan rewel terus , jangan marah. Al kan anak sholeh, mau disayang Allah kan? Jangan marah-marah ya.
Pesan yang selalu saya sampaikan saat dia mulai rewel lalu marah meski hanya karena hal sepele, ya sepele bagi saya tapi mungkin tidak untuknya.
Tanpa sadar pesan itu melekat dan selalu teringat untukya hingga jika saya mulai berbicara nada tinggi
Al bilang, "Umi, jangan marah"
Atau jika raut wajah saya mulai berubah
Al bilang, "Umi, jangan marah."
Termasuk jika saya membentaknya
Al bilang, "Umi jangan marah-marah".
Ya Rabb, menangis hati saya malu rasanya berkata A pada anak tapi saya sendiri tak melakukannya, tak mmberikan contoh untuknya. Terima kasih nak selalu mengingatkan umi untuk tidak marah, maaf umi masih suka marah-marah sama Al. Satu pejalaran besar, bahwa anak merekam setiap apa yang kita ucapkan dan lakukan maka tak boleh sembarangan berucap dan bersikap. Terbayang tidak jika setiap hari kita marah pada anak lalu berkata bahkan bersikap kasar padanya? Berapa banyak kata dan sikap kasar yang terekam atau bahkan kelak ditiru anak-anak. Naudzubillah.
Bunda rehatlah jika kau lelah, jangan biarkan hatimu semakin lelah dengan marah
Bunda, jika kau perlu sendiri.. menepilah sejanak sekedar mengingat betapa berharganya, betapa banyak kebaikan yang ada di sekelilingmu.
Suami yang baik dan bertanggung jawab
Anak-anak yang sehat dan ceria
Orang tua yang begitu peduli
dan kebaikan-kebaikan yang mungkin sering terlupakan.
Bunda istirahatlah jika kau lelah, jangan sediakan celah pada setan untuk menggoda
لا تغضب و لك الجنة
Janganlah engkau marah, dan (karena jika engkau mampu menahan amarahmu) maka bagimu surga”.
Bunda, yuk kita belajar sama-sama semoga Allah mudahkan aamiin.